Senin, 12 November 2012

Alur Cerita Fairy Tail 307 : Serigala-serigala yang Lapar





Alur Cerita Fairy Tail 307 : Serigala-serigala yang Lapar
Disclaimer : Hiro Mashima.
Teks Versi oleh CTKFT

Sebelumnya : Alur Cerita Fairy Tail Chapter 306


Hari terakhir di Grand Magic Battle - Hasil saat ini.
1. Fairy Tail (50P), Sisa pemain (5).
2. Sabertooth (49P), Sisa pemain (4).
3. Lamia Scale (49P), Sisa pemain (3).
4. Mermaid Heel (43P), Sisa pemain (2).

Cerita sebelumnya di Fairy Tail. Di Grand Magic Battle, Gray bertarung melawan anggota inti Sabertooth, Rufus. Meskipun dia dianggap lebih rendah keahliannya dan kekuatannya, tapi Gray mampu mengalahkannya berkat sebuah perasaan semangat yang mampu melampaui kekuatan fisik. Dan kemenangan pun ia peroleh.

Inilah Fairy Tail, mereka takkan pernah kalah melawan musuh yang sama untuk ke dua kali!!!!


Hanya saja dipihak lain ada yang tidak merasakan perasaan yang sama seperti Gray, yang merasa bahagia atas keberhasilannya.

Mata yang merasa bersalah atas perbuatan dan hati yang merasakan iba. Putri Hisui, dia berwajah sedih saat semua orang berbahagia. Prajurit bawahannya bersukaria dibelakang dirinya, tapi tidak untuk dirinya.

Putri Hisui sendirilah yang menyebut Natsu dkk sebagai seorang "Pencuri" dan dialah yang menjebak Natsu dkk, tapi dia malah merasakan dirinya telah berbuat dosa.

Sementara itu di Grand Magic Battle. Kemenangan Gray disambut meriah oleh kawan-kawannnya dan dari kemenangan itu, Gray akhirnya bisa membuat Master Mavis kembali tersenyum.

"Rufus tumbang!!! Gray menang!!! Gray dari Fairy Tail!!!" Chapati Lola selaku pembawa acara menyambut kemenangan bagi Fairy Tail.

"Yeahhh~!!! Bagus!!! Kau hebat, Gray!!! Pertahankan!!!" Semua teman di Guild sangat bangga, dan Master Mavis dia tersenyum bahagia."Itu mengaggumkan." Gumaman bangga darinya.

Dan dengan ini tim Fairy Tail menobatkan diri sebagai satu-satunya tim terkuat diarena.
"Dengan ini, Fairy Tail satu-satunya tim yang tersisa 5 anggota sehat." Kata pembawa acara Chapati Lola pada komentator arena, Yajima.
"Mereka memimpin." Sahut Yajima dengan wajah bangganya.
Tapi Matto (Manusia Labu) menjadi tertekan atas kekalahan Rufus, si idolanya.
"Uwaaaan, Rufus yang tak terkalahkan!!!" Manusia Labu Shock.

Kekalahan Rufus mengguncang tim Sabertooth. Orga terkejut saat melihat temannya kalah ditangan Fairy Tail, Gray.
"Jadi mereka mengalahkanmu, Rufus." Gumam Orga saat ia melihat hasil pertarungan didepan layar LacriamaVision dikota (Arena).

Dan sementara itu disisi lain dikota. Rogue juga kaget atas kekalahan Rufus yang sangat mengejutkan itu, dia merasakan bahwa Fairy Tail bukanlah Guild yang hanya omong kosong belaka.
"Fairy Tail memang kuat.... Tapi Gajeel... Sampai kau kukalahkan..." Rogue menggumam hingga hatinya menjadi keras pada tekatnya.

Tapi hal ini justru menambah beban berat buat Frosh, dia tidak ingin membuat Lecktor menjadi kecewa atas kekalahan ini. Jika Rufus kalah bisa jadi Sting dan Rogue pun akan segera ikut kalah dan pada akhirnya tim Sabertooth kalah dari Turnament. Frosh tidak mau membuat kepergian Lecktor menjadi sia-sia dan membuatnya kecewa.
"Rufus..." Frosh mulai putus asa, dia merasa khawatir dan sedih.

Tapi tidak untuk Minerva. Wanita muda ini justru tersenyum licik menyiasatkan sebuah niat buruk.
"Apakah Sabertooh... akan hancur? Atau... Sting..." Gumaman halusnya yang begitu terdengar sangat jahat.
Lalu apa yang dimaksud dan direncanakan oleh perempuan ini dengan menyebut nama, Sting.

Sedangkan Sting, dia duduk termenung murung disamping bangunan disebuah jalanan himpit.
Dia masih mengingat kejadian semalam yang telah merenggut teman baiknya, Lecktor. Sting selalu mengingat kejadian itu, dimana sang Master zalim itu mengambil Lecktor dari dirinya. 
Sting hanya bisa menyebut nama teman baiknya yang selalu menemaninya setiap saat. "Lecktor." Sosok Lecktor sudah tidak bisa lagi dilihat oleh kedua mata.

Bayang-bayang kejadian itu mulai kembali terbayang dimata Sting.

#Taman Crocus (Malam hari sebelum Turnament terakhir Grand Magic Battle).
"Gwaaaahh~ Ahhh~!!!" Teriakan rasa sakit yang sepadan dengan perbuatannya. Darah segar muncrat dari dalam mulut Master bejat ini, Gemma.

--BRUAAK~!!--

"Ba.... Bagaimana kau..." Gemma tidak percaya dia dikalahkan oleh anggotanya sendiri, Sting. Dan tubuh besar Gemma pun ambruk kelantai.
Semua anggota Sabertooth yang berada disana terkejut sekali melihat ulah Sting.

Rogue hanya bisa diam kaget, menyaksikan kawanya menghabisi Master Sabertooth untuk membalas perbuatannya.
"Sting." Ucap Rogue, dia mencemasi Sting. "Uwaaah~" Frosh masih menangisi kepergian Lecktor dipelukan Rogue.

Akan tetapi kejadian ini justru membuat putri kandung Master Sabertooth bersyukur.
"itu bagus." Katanya sampai membuat Sting menoleh kaget.
"Uuoohhh~" Gemma tersungkur kesakitan hanya bisa menatap mata putrinya, dan sedangkan putrinya. Dia tersenyum kecil menyaksikan ayah kandungnya menderita kesakitan.

"Mari kita akhiri masa teror ayahku. Karena kekuatan Sting sudah melampaui ayahku, dia kandidat yang pantas untuk menjadi Master selanjutnya." Ucapan pedas keluar dari mulut Minerva, dia benar-benar membenci ayahnya.
Gemma sangat terkejut sekali mendengar hal itu, bahwa putrinya itu tidak memiliki belas kasihan sedikit pun pada dia sebagai ayah kandung. "Minerva. Apa yang kau..." 

"Diam, kami tidak butuh pecundang. Seperti Logikamu." Minerva membentak ayahnya.
"Gh..." Gemma geram marah tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, dia merasa dikhianati putrinya sendiri.

Kemudian Minerva mendekati Sting, dia coba menjelaskan kepada Sting mengenai perbedaan mengapa Sting bisa mengalahkan Master Guild terkuat Sabertooth tapi kenapa tidak bisa mengalahkan Natsu.
"Sting... ada satu hal.. ... yang Natsu punya tapi kau tidak. Itu adalah kekuatan perasaan." Kata Minerva.
"Kekuatan perasaan." Sting mengulang ucapan Minerva, dia sungguh benar-benar kaget.

"Kau secara tak sadar telah dipengaruhi oleh ayahku. 'Kita tak butuh teman', 'Kekuatan adalah segalanya'. Bagaimanapun, kau berbeda. Perasaanmu pada Lecktor bisa menjadi kekuatan. Dan sekarang kau punya kekuatan ini... ...Kau bisa melampaui Natsu." Minerva memberi dorongan pada Sting, ia seolah memliki niat lain.

Sting paham apa yang dia katakan tapi Sting merasa itu tidak penting, bagi Sting yang terpenting adalah Lecktor.
Sting menundukkan kepalanya, ia gemetar sedih ia berniat untuk menolak. "Nona... Aku..." Tapi Minerva memotong perkataan Sting, dengan kabar gembiranya.

"Jangan khawatir. Lecktor masih hidup."
Rasa sakit dihati Sting tiba-tiba terobati, Sting merasa sangat lega sekali.
"Aku mengirimnya ke tempat lain dengan sihirku." Minerva menyambung ucapannya.
"Be-benar, Nona..?" Tanya Sting coba meyakinkan dirinya.

Bukan hanya Sting saja yang senang mendengar kabar itu, Frosh juga senang sekali akhirnya dia tidak akan sendirian lagi.
"Lecktor masih hidup..." Frosh bergemilang air mata.

Seketika itu Sting terduduk didepan Minerva berkecuran air mata.
Hampir saja satu-satunya teman yang ia kenal sejak kecil itu pergi selamanya. Sting sangat bersyukur sekali pada Nona Minerva ini, meskipun licik tapi ternyata masih punya hati.
"Terimakasih!!! Terimakasih, Nona!!!! Tolong kembalikan Lecktor... Aku sangat... Uh.. Berterimakasih..."

Akan tetapi wanita ini justru diluar dugaan, kepeduliannya terhadap orang lain masih terbatas.
"Jangan merengek... Aku takkan mengembalikan Lecktor sampai kau memenangkan Grand Magic Battle." Bentakkan wanita ini dengan suara halusnya dihadapan wajah Sting.

Rogue, Rufus, Orga dan anggota lain Sabertooth kaget mendengar perkataan wanita ini dengan maksud yang ingin memanfaatkan Sting.

Sting makin sedih mendengar syarat dari Nona Minerva untuk bisa bertemu Lecktor kembali.
"Apa katamu, Nona..? Kumohon... kembalikan Lecktor sekarang..." Sting memohon-mohon padanya.

"Aku berbeda dari ayahku, bagaimanapun. Aku masih berfikir bahwa Sabertooth harus jadi Guild No.1 Kau harus buktikan bahwa kau jadi lebih kuat. Dengan menang, kita akan tunjukkan kekuatan kita pada orang-orang." Minerva memberikan ketegasannya pada Sting, lalu ia mengancam Sting. "Jangan coba gegabah. Ingat bahwa Lecktor ada di tanganku." Ancamannya dengan suara kasar.

Malam itu membuat jati diri Sting berubah, dia berjanji pada dirinya sendiri. Hari ini, Turnament ini apapun yang terjadi dia harus menang demi Lecktor. Sting tidak ingin lagi kejadian semalam terulang kembali, jika itu terulang maka Sting tidak akan pernah memaafkan dirinya.
"Aku akan menang... ...Apapun caranya." Hati dan tekat Sting kembali kuat, dia akan menyelamatkan Lecktor.

Sementara itu jauh dari ajang Turnament Grand Magic Battle, dimana saat ini Natsu dkk berusaha mencari jalan keluar dari kuburan bawah tanah Istana kerajaan Fiore. 
Sudah hampir berjam-jam tapi Natsu dkk tidak bisa menemukan jalan keluar.

"Natsu langit-langitnya juga sudah tertutup." Lapor Happy sambil terbang bersama Charla.
"Sial!!!" Natsu mulai marah.
"Kami tak melihat pintu keluar." Charla juga melapor.
"Padahal sudah sejauh ini!!!" Natsu mulai geram kecewa.
Mendengar Natsu sudah putus asa, Mira coba menggurau. "Kesini untuk mengalahkan mereka dan mereka kalahkan kita..." Ucapannya sedikit tertawa.
"Memalukan ya..." Wenndy menyahut Mira.

"Kalau aku tahu aku akan menggambar peta di tubuhku." Tanggap Lilly sedikit kesal.

Lucy mulai merasa bingung, bagaimana dengan Turnamentnya kalau Natsu ada disini. Apa dia tidak ikut. "Ngomong-ngomong Natsu, turnamentnya?" Tanya Lucy coba menyadari Natsu tentang ajang Turnament di hari terakhir ini yang sangat penting.
"Juvia menggantikanku." Jawab Natsu.
Tiba-tiba Happy memotong pembicaraan. "Dia pasti ingin menyelamatkanmu." Cetus Happy tangannya sambil menutup mulut.

Tapi Natsu hanya bereaksi tenang saja, mungkin dia tidak paham maksud Happy.

"Wah, kau membuatku merona." Lucy terpesona, tindakkan Natsu membuatnya jatuh hati. Tapi Natsu hanya diam saja, dia kurang tertarik.

Lalu Natsu bertanya pada Yukino, karna Yukino ikut bersama mereka jadi Natsu coba bertanya keadaannya. "Aku tak lupa tentangmu." Kata Natsu.
"Aku baik-baik saja." Jawab Yukino, tetapI tiba-tiba Mira muncul dibekalangnya dia hampir saja kaget.
"Bukannya gadis ini mirip Lisanna?" Tanya Mira pada yang lain sambil memegangi pundak Yukino, hingga Yukino kaget.

"Kalau dipikir-pikir." Lucy menyahut Mira, tapi Yukino bingung maksud mereka tentang Lisanna."Siapa Lisanna??" Tanya Yukino pada mereka.
Mira menjawab Yukino dengan memberi senyuman manisnya padanya. "Adikku." Jawab Mira, Yukino pun menoleh kaget kearah Mira dibelakangnya.

Tiba-tiba Charla muncul memberi kabar baik setelah lama berkeliling mencari jalan keluar.
"Hei!!! Ada lorong disini!" Teriaknya memberitahu yang lain.
"Oh." Natsu senang.
"Bagus Charle." Happy memuji Charle.

Rupanya ada sebuah celah sempit di bawah bebatuan, dan celah itu ternyata merupakan jalan kecil menuju ketempat lain.
Lorong kecil itu sangat dalam dan sempit sekali, disana juga ada berberapa tengkorak-tengkorak manusia yang sudah mati.
Natsu dkk coba masuk ke lorong itu tapi ternyata itu tidak mudah, disana sangat sempit, bahkan Lucy hampir nyangkut gara-gara dadanya terlalu besar.

"Sempit!!!." Keluh Lucy, badanya tidak bisa bergerak.
Bukan hanya Lucy saja, Natsu, Mira dan yang lain juga.
"Kalau kita bisa lewat..." Kata Natsu tapi terhenti karna Wenndy berhasil keluar dari lorong dan dia sampai disisi lain gua.
Dan ternyata disana ada seseorang laki-laki terbaring tak berdaya. "Ada seseorang." Kata Wenndy memberitahu pada yang lain.

Natsu dkk akhirnya bisa keluar dari jalan lorong sempit itu, dan pada saat mereka menghampiri lelaki itu merekapun terkejut ternyata lelaki itu adalah Arcadios.
Seluruh badan Arcadios luka memar, dan disamping kirinya berbaring ada sebuah tongkat kayu patah, mungkin ia gunakan tongat itu untuk berjalan tetapi sepertinya ada seseorang yang menyerangnya sampai tongkat itu patah.

"Arcadios" Yukino Kaget saat melihat wajah lelaki itu yang ternyata adalah Arcadios, atasannya.
"Pria itu..." Ucap Lucy kemudian disambung oleh Charla didalam batin. "Ksatria putih." Charla kenal betul sosok lelaki ini, dia pernah melihatnya didalam mimpi tapi Charla tidak berani memberi tahu kepada yang lain.

Natsu coba menyadarkan Arcadios tapi dia sudah tidak sadarkan diri.
"Hei!!! kau baik-baik saja?? sadarlah!!" Natsu coba membangunkannya.
"Kenapa dia ada disini?" Tanya Wenndy, bingung.
"Apakah dia dibuang kesini seperti kita?" Duga Lucy.

Tiba-tiba Arcadios mulai bangun sadar. "Uh... La..Rilah." Ia coba memberi tahu sesuatu, menyiaratkan Natsu dkk untuk pergi.
Namun terlambat, sesosok bayangan pria bertubuh besar berdiri tepat dibelakang Natsu dkk dan dia mengayunkan tangannya untuk memukul mereka.

--BRUUUAKK~!!--

"Wuahhh~!!" Lelaki misterius itu memukulkuat hingga dari pukulannya memuncratkan cairan aneh.
Untungnya Natsu dkk bisa menghindar, Natsu dengan cepat menggendong Arcadios.

"WUahhh!!!" Wenndy dan yang lain lari menhindar dari pukulan pria itu, tapi dari pukulannya memuncratkan cairan yang hampir saja mengenai Wenndy, Lucy dan yang lain.
--CRAAASH~!!--
Cairan itu melelehkan bebatuan didalam gua.
"Ini..." Lucy kaget sekali, untungnya dia tidak kena.
"ASAM." Sambung Lilliy, dan ternyata itu adalah cairan asam. Kalau saja terkena asam itu maka tubuh mereka bisa meleleh.

Lelaki itu ternyata tidak sendiri, tiba-tiba muncul sesorang pria botak.
Pria ini berjalan sambil menggoyangkan tangannya kedepan dan membaca mantra menakut-nakuti Wenndy.
"Tai Tai TAiI!!!!... Tai?" Pria separuh botak ini muncul didepan Wenndy, hingga Wenndy ketakutan.
"Ehh..." Wenndy terpojok, tidak bisa bergerak didepannya ada orang aneh.

Tiba-tiba pria separuh botak itu mengangkat sebuah bendera sambil berteriak-teriak.
"Tangakapan Besar!!!" Teriakannya.
--BRUAASH~!!--
"TAIII" Ketika mengangkat bendera, pasir-pasir digua itu terangkat ke atas sampai membuat Natsu dkk terhempas.

"Wuaaaahhhhhhh~" Natsu dkk terpelanting keatas.

Daya hempas yang dihasilkan sangat kuat sekali, hampir saja Wenndy dan Lucy terpelanting jauh.

"Siapa mereka..?" Natsu mulai marah.

Namun tiba-tiba dicelah-celah bebatuan muncul tanaman dan tanaman itu makin lama makin membesar hingga berbunga.

Dan dari dalam kelopak salah satu bunga yang berbentuk besar, muncul seorang wanita.

"Ada Lagi!!!" Lilly Kaget.

Ternyata itu masih belum cukup. Hembusan angin membawa selembar kertas putih polos menuju kearah mereka, kertas itu tiba-tiba membelah diri hingga menghasilkan ribuan kertas putih. Lalu kertas itu mengumpul menjadi satu hingga membentuk sosok wanita.

"Lagi!!!" Natsu dkk mulai terkepung.
"Ini adalah unit Indipenden yang mendukung kerajaan dari belakang... Eksekutor terkuat kerajaan. Printah Serigala Lapar." Arcadios coba memberi tahu mereka, bahwa mereka berempat ini bukanlah lawan yang mudah. Dan bahkan Arcadios sendiri pun tak sanggup melawan mereka.

"Printah Serigala lapar. Misi ke-1500, Mulai."
Merekaa bukan berempat tapi berlima, si pemimpin muncul dibelakang dan wajahnya tertutup oleh topeng besi dengan membawa duabuah kapak besar dipunggung lelaki ini sangat mengerikan.

Pria separuh botak dengan penderanya, lelaki bertubuh besar bersama Beer dimulutnya, dan juga dua Wanita chantik, Natsu dkk tidak akan sanggup melawan mereka.

"Karena mereka di sinilah jadi mustahil untuk kabur dari Istana Neraka" Kata Arcadios, tubuhnya gemetar kesakitan akibat perkelahiannya dengan kelima Serigala ini.
Natsu dkk mulai memberi pandangan seriusnya kepada kelima orang itu, tidak ada pilihan lagi selain bertarung.

"Dengan hak spesial yang diberikan pada kami, printah Serigala lapar, unit Independen Fiore... Kami akan mengeksekusi para Kriminal." Kata pemimpin Srigala itu dengan matanya yang tajam melotot.

Dibalik meriahnya hari terakhir di ajang Turnament Grand Magic Battle, sisi kegelapan Fiore menunjukkan taring bisanya!!!

Bersambung ke Alur Cerita Fairy Tail 308 : Fairy Tail vs Eksekutor


Jika kamu menyukai Postingan Diitra, silahkan Follow Blog ini dan klik SUKA di FanPage Diitra di bawah ini! Terimakasih :)

Related Post:



0

0 komentar:

Posting Komentar

link

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

bintang

Gunakan Google Chrome Untuk Mendapatkan Tampilan Terbaik Blog Ini ( ^_^ )