Sabtu, 29 September 2012

Alur Cerita Fairy Tail 301 : Raja Naga



Alur Cerita Fairy Tail 301 : Raja Naga
Disclaimer : Hiro Mashima
Teks Versi oleh CTKFT

Cover: Lucy sedang tersenyum. Ia menatap kalian yang sedang membaca manga ini sembari merangkak. Di lantai tempat ia merangkak, teradapat banyak kertas yang berisi surat-surat dari sahabatnya—mungkin.

"Dikelilingi oleh hadiah! Artinya dikelilingi oleh orang yang setia!"—Lucy.

[Tempat di mana jiwa para naga beristirahat. Kebenaran tentang naga dan 'Dragon Slayers' mungkin akan terungkap di sini!]

[Masih di hari yang sama, di tambang di kaki bukit Domos Flou.]

Wendy membuat garis lurus setelah membuat banyak garis-garis rumit. Sementara yang lain memperhatikan Wendy. 

"Aku memakai kertas yang salah karena kupikir ini adalah tipe sihir serangan!" seru Wendy. Tangannya masih sibuk mengukir garis-garis dengan menggunakan sebatang kayu.

"Apa yang kau lakukan, Wendy?" tanya Natsu—bingung.

"Lingkaran sihir?" tebak Lucy.

"Apa kau dengar apa yang dia bilang?" tanya Charle.

Happy menjawab, "itu disebut milky way."

"Selesai~!" seru Wendy. Ia tersenyum senang. Ia membuang ranting yang ia gunakan untuk membuat garis, lalu memerintahkan Gajeel dan Natsu untuk mundur.

Wendy pun memulai 'ritual'nya. Ia berada di atas lingkaran terkecil yang ia buat, lalu duduk.

"Jiwa naga yang mengembara..." Wendy mengangkat kedua tangannya ke atas—seperti berdoa. "...Aku siap untuk mendengar suaramu," lanjutnya.

"Milky Way."

—tepat ketika Wendy mengatakannya, ia dikelilingi oleh cahaya bertabur bintang yang begitu indah. Lingkaran terbeser yang Wendy buat menjadi pembatasnya.

"Oh..." Natsu melihat ke atas, melihat cahaya yang berasal dari ukiran-ukiran di tanah yang Wendy buat.

Gray hanya diam.

"Indahnya," komentara Lucy.

"Banyak bintang," ujar Happy.

Perlahan-lahan, cahaya yang tadinya menyebar membentuk lingkaran, mulai menyatu dan menjadi seperti tali.

Tiba-tiba saja, tulang belulang yang berada di sekitar mereka bergetar. 

Otomatis, Lucy bersembunyi di balik punggung Gray. Wajahnya tampak pucat. "Hyaah, tulangnya!!!"

"Apa ini akan baik-baik saja, Wendy?" tanya Gray—mulai merasa tidak enak dengan kondisi saat ini.

"Aku mencari jiwa para naga," jawab Wendy. Kedua matanya masih terpejam, ia juga terus duduk, sementara ia terus merentangkan kedua tangannya. "Sisa aura yang berkeliaran di sini sangat tua...," lanjutnya. "Dan sedikit—"

Wendy tiba-tiba membuka matanya. "—! Dapat!" Secepat kilat, ia kembali menyatukan kedua tangannya.

Tiba-tiba, cahaya yang mencari-cari arwah para naga itu menjadi seperti pusaran angin yang sangat besar.

"Woaah!!!" Gajeel terkagum-kagum.

"Apa itu roh?!" tanya Pantherlily.

Pusaran angin itu perlahan-lahan memudar, sementara Wendy hanya terdiam, membuat Happy menjadi mendekatinya.

"Wendy?!" Happy memangil Wendy.

Charle mengikuti Happy sambil memberitahu Happy. "Dia sedang berkonsentrasi."

Tiba-tiba, muncullah sesuatu di balik asap, membuat Natsu, Gray, dan Lucy terkejut. "Uh?!" Mereka semua menatap tak percaya.

'Sosok' itu semakin terlihat, seiring dengan asap yang menglilinginya tadi semakin tipis dan tipis.

Tiba-tiba, sesosok naga raksasa muncul di hadapan mereka semua. Dengan gigi-gigi yang tajam, ia seolah siap untuk memakan para penyihir Fairy Tail.

"AAAAAH!!!" Natsu, Gajeel, Gray, dan yang lain sangat ketakutan dengan naga itu.

Tapi...

"Aaah~"

...dengan imutnya, naga itu menunjukkan senyum lebarnya. gray, Natsu, Gajeel dan yang lain—kecuali Wendy—terkejut ketika melihat tingkah si naga yang benar-benar berbeda dengan naga kebanyakan.

"Sangat menyenangkan melihat wajah orang ketakutan~" ujar si nage sembari menunjukkan cengir lebarnya. 

Yang tadi ketakutan, kini memasang wajah bingung—bingung karena kelakukan si naga yang lebih mirip kalau dipanggil sebagai 'bayi naga yang salah induk'.

"Namaku Zirconis, juga dipanggil sebagai Jade si Naga." Si naga memperkenalkan diri. "Teknik yang memanggil jiwaku ini pasti si Gradine. Di mana kau?" tanya Zirconis sembari melihat ke sana ke mari.

Sementara Wendy masih berkonsentrasi.

"Maaaaniiss!! Apa Dragon Slayer kecil ini memanggilku?" tanya Zirconis tiba-tiba. Ia memiringkan kepalanya hingga bisa melihat wajah Wendy yang memang manis.

Natsu yang takut kalau Zirconis memakan Wendy langsung berlari. "Hei!!! Menjauh dari Wendy!!" larangnya.

"Tidak. Kumakan saja gadis ini," ujar Zirconis. Ia membuka mulutnya yang lebar, namun dihalangi oleh Natsu.

"Brengsek!" umpat Natsu—tidak terima kalau Wendy harus diperlakukan seperti makanan cepat saji.

"Bercanda tahu!" Zirconis tertawa. "Memangnya apa yang 'hantu' bisa lakukan? Ahahahah!"

"Kau...." Natsu memandang Zirconis kesal, seolah ia sedang dikerjai oleh naga yang dipanggil Wendy.

"Kenapa dengan orang gila ini?" tanya Lucy tidak percaya.

"Dia bukan orang, tapi naga," ujar Gray—mengoreksi kesalahan pada ucapan Lucy. Wajah Gray tampak kesal setengah mati melihat tingkah Zairconis yang tidak seperti naga tulen.

"Uhm, dia roh." Gajeel mengoreksi balik ucapan Gray. Ekspresi wajah Gajeel juga tidak jauh berbeda dari ekspresi Gray.

Memasang wajah—sok—polos, Zirconis kembali memperkenalkan dirinya untuk yang kedua kali di depan orang-orang yang sama. "Namaku Zirconis, juga dikenal sebagai—"

"Kami sudah mendengarnya!!!" potong Gray kesal.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Charle.

"Tempat ini penuh dengan tulang naga...." Happy menambahkan.

"Kami memanggil jiwamu untuk mengetahui kebenarannya," sambung Pantherlily.

Dengan santainya, Zirconis berbalik sembari berkata, "Aku tidak akan bicara dengan manusia. Pergilah!" usirnya.

"Kami kucing." Charle mengoreksi ucapan Zirconis.

Secepat kilat, Zirconis kembali ke tempatnya semula dan mencitakan apa yang mereka ingin ketahui. "Baik, ini terjadi 400 tahun lalu."

"Kau cepat berubah pikiran!" ejek Gray—kesal.

"Dulu di dunia ini, naga adalah raja." Zirconis mulai bercerita. "Mereka bebas terbang menembus langit, berjalan di tanah ... dan menyebrangi laut. Benar-benar masa yang makmur," ujar Zirconis, lalu mengingat bagaimana naga-naga lainnya bisa dengan bebasnya terbang ke sana kemari. "Semua di dunia ini milik para naga."

"Manusia tidak lebih bagaikan makanan kami. Guhuhuhu," lanjutnya sembari tertawa kecil.

Natsu diam memperhatikan.

"Namun, seekor naga bodoh menanyakan kedaulatan spesies kami." Zirconis mengingat sosok 'Naga Bodoh' yang dimaksudnya. "Dia membual dan ingin dunia di mana naga dan manusia bisa berdampingan," lanjutnya.

"Perang dimulai antara naga yang setuju dengan ide itu dan yang menolaknya." Zirconis kini kembali memutar masa-masa di mana naga-naga saling berperang. "Lalu terjadilah pertarungan antara kedua belah pihak."

"Bertarung ... artinya kau...?" Tubuh Lucy bergetar, tak mampu melanjutkan kata-kata berikutnya.

"Aku benci manusia," ujar Zirconis. ia menjulurkan lidah panjangnya. "Aku suka mereka sebagai makanan."

"Kau bicara tentang makanan. Pfft," komentar Natsu, lalu ia menahan tawanya dengan cara menutup mulutnya dengan tangan kanan.

"Hei!!! Kau membuatku gugup!!!" omel Zirconis.

"Apa yang terjadi saat pertarungan itu?" tanya Charle dengan wajah serius.

Zirconis mengangguk. "Perang berlangsung sangat lama," jawab Zirconis. "Perang antar naga berlangsung di banyak tempat," lanjutnya. "—hingga para naga menyetujui untuk berdampingan dengan strategi bodoh." Zirconis terdiam sesaat. "Mereka mengajari manusia untuk membunuh naga," ujar Zirconis, ia membayangkan bagaimana naga itu mengajak manusia untuk bekerjasama. "...dan meminta mereka ikut dalam pertarungan."

Natsu dan Gajeel terkejut. Sementara Wendy tetap berkonsentrasi.

"Sihir membunuh naga?" tanya Lucy kaget.

"Jadi itu asalnya Dragon Slayers lahir?" Happy juga kaget.

"Kekuatan Dragon Slayers sangat kuat. Sehingga jelas bahwa naga yang ingin hidup berdampingan yang menang," lanjut Zirconis, tidak mempedulikan berbagai pertanyaan yang diberikan entah untuk siapa. "Namun, ada kesalahan perhitungan." Zirconis menatap para penyihir Fairy Tail.

"Para Dragon Slayers yang menjadi sangat kuat...." Zirconis menghentikan ucapannya sejenak. "...mulai membunuh para naga yang menjadi kawan mereka."

Natsu diam.

"Dan di antara manusia itu, ada satu ... yang bermandikan terlalu banyak darah naga," ucap Zirconis. "Aku bahkan takut untuk menyebut namanya," lanjutnya. Setitik keringat dingin muncul di bagian rahangnya. "'Orang' itu banyak membunuh naga dan terus bermandikan darah mereka. Kulitnya segera menjadi sisik, giginya menjadi taring, dan dia terus menyerupai naga."

"Manusia berubah menjadi naga?" Lucy semakin ketakutan. Tubuhnya terus saja bergetar.

"Semua naga yang terbaring di sinidibunuh oleh pria itu," jawabnya. "Meskipun manusia, dia menjadi sang Raja Naga. Pertarungan itu membawa kelahiran sang Raja Naga ... yang disebut Ryuuousai (terjemahan: Festival Raja Naga.)."

Zirconis kembali melanjutkan. "Nama raja itu adalah Acnologia. Dia menjadi naga yang tak biasanya, hitam pekat dan bersayap hitam."

"!!!" Happy, Charle, dan Pantherlily terkejut setengah mati begitu mendengar ucapan Zirconis.

"Dia!!!" Lucy juga tidak bisa mempercayainya.

"Pernah jadi manusia?!" Gray pun juga tidak percaya dengan kebenaran yang diberikan Zirconis.

"Tidak mungkin...." Gajeel bahkan mengeluarkan keringat.

Hanya Natsu yang terdiam. Ia tampaknya juga tak kalah syok dari yang lain.

"Banyak naga dibunuh olehnya. Ini terjadi 400 tahun yang lalu." Zirconis terus melanjutkan bicaranya. "Karena kau...." Ia melihat para Dragon Slayers. "Aku..."

—bagai hilang ditelan bumi, sosok Zirconis menghilang begitu saja. 

"Hei!" Natsu akhirnya angkat bicaa. Ia mencari sosok Zirconis.

"Dia menghilang!" seru Gray.

"Kami masih punya banyak pertanyaan!" sambung Gajeel.

Sementara Happy dan Charle, mereka berdua mendekati Wendy sembari meneriakkan nama Wendy.

"Maaf .. auranya sudah hilang sepenuhnya," ucap Wendy sedih. "Mungkin ini yang orang timur bilang 'memasuki nirwana'."

Gajeel, Natsu, Gray, dan Lucy terkejut.

"Kita membahas sesuatu yang besar di sini," simpul Gray.

"Terlalu besar," ucap Lucy, mengoreksi kesalahan ucapan Gray bagi dirinya.

Dengan wajah khawatir, Natsu menatap Gajeel dan Wendy. "Itu artinya kalau kita terlalu banyak menggunakan sihir membunuh naga kita akan menjadi naga juga?!" tanya Natsu khawatir.

"Aku tidak mau!" tolak Gajeel.

"Tidaaaaak~" Wendy berteriak histeris.

"Itu mustahil." Seseorang di belakang mereka semua tiba-tiba berbicara.

"Siapa itu?!" tanya Wendy, lalu melihat ke belakang. 

"Aku dengar semua ceritanya," ujar sosok itu. "Benar, fakta sejarah itu cocok dengan penelitian kami," lanjutnya. "Kau tahu tentang iblis dalam buku Zeref?" tanya sosok itu sambil tersenyum.

'Deliora!!?!' batin Gray.

"Semua ini sudah cocok! Walaupun ini masih hipotesa, kemungkinan Zeref lah yang merubah dia menjadi Acnologia!" seru sosok itu sembari terus berjalan.

"Zeref!?" tanya Happy terkejut.

Sosok itu tersenyum semakin lebar. "Dengan kata lain..."

Sosok yang ternyata adalah Arcadios berjalan bersama Yukino yang mengikutinya di belakang. "Menghancurkan Zeref, si penyebab utama masalah ini ... akan menjadi langkah pertama mengalahkan Acnologia," ujar Arcadios.

"Menghancurkan Zeref?!" Natsu terkejut.

"Siapa kau?!" tanya Gajeel.

"Yukino?!" Lucy terkejut melihat Yukino yang ada di belakang Arcadios.

Charle hanya terdiam. Terkejut dengan kedatangan 'tamu tak diundang'.
Para dragon slayers ... Acnologia ... Zeref ... dan projek gerhana! Semua titik-titik itu terhubung menjadi garis!

Bersambung ke Alur Cerita Fairy Tail 302


Untuk mendapatkan informasi update terbaru blog ini, wajib :
>> Follow My Twitter - @diitra <<

Bagi yang mau download lagu backsound Blog Diitra, ini linknya :  
>> [ Home || LiSa - Crossing Field ] <<
>> [ Posting || LiSa - Believe In Myself ] <<
password : diitra

Jika kamu menyukai Postingan Diitra, silahkan Follow Blog ini dan klik SUKA di FanPage Diitra di bawah ini! Terimakasih :)

Related Post:



0

0 komentar:

Posting Komentar

link

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

bintang

Gunakan Google Chrome Untuk Mendapatkan Tampilan Terbaik Blog Ini ( ^_^ )