Selasa, 04 September 2012

Alur Cerita Fairy Tail 297 : Wanita yang Kutemui Saat Itu


Alur Cerita Fairy Tail 297 : Wanita yang Kutemui Saat Itu
Disclaimer : Hiro Mashima.
Di terjemahkan oleh CTKFT

Perasaan yang begitu kuat dimiliki oleh dirinya bisa sanggup mengalahkan ke dua Dragon Slayer yang terkenal sangat kuat di Fiore, Tapi Tepat pada hari ini kemenangan besar itu telah di capai oleh Fairy Tail. Pertama dalam 7 tahun sebuah impian yang hanya sebuah hayalan belaka tapi kini, saat waktunya untuk menjadi sebuah kenyataan.

Semua orang tidak bisa menahan air mata haru mereka, Orang-orang yang memiliki ikatan sahabat saja sangat terharu.

Layar lebar Lachriama itu menampilkan wajah gembiranya.

Rogue dan Sting mereka hanya bisa terbaring mendengar riuhan gembira dan sambutan kemenangan untuk musuhnya, terasa begitu sangat menyesal di dalam jiwa mereka dan kekecewaan terasa begitu menyakitkan. Cita-Cita yang sudah mereka bangun sejak kanak-kanak hari ini berubah menjadi bayangan, bayangan yang akan menghilang, bayangan yang merupakan hayalan.

Berawal dari kegelisahan, takut, dan kecewa berubah ceria, wajah mereka teruraikan keceriaan yang indah, mereka berusaha sebisanya untuk tersenyum untuk sebuah senyuman yang terindah.


Bersama Chapati Lola rakyat Fiore menyambut Juara Hari ini, Juara terkuat yang pernah ada dan lalu, menutup turnament untuk hari ini.
"Pemenangnya adalah Fairy Tail... Sekarang Mereka menjadi No 1... Hari ke-4 Grand Magic Battle berakhir di sini... Kalian punya waktu satu hari untuk istirahat. pertandingan terakhir akan di adakan Lusa. Hari terakhir adalah pertandingan Survival di mana anggota semua Guild ikut serta. siapa yang akan menjadi juara... Nantikan Saja???" Pengumuman pembawa acara membanna arena Domus Flou dengan semangatnya dia berteriak sampai Wignya copot dan kelihatan lah kepala gundulnya.

Lucy sangat senang sekali begitu juga Elfman, Wenndy dan Charla mereka juga sama, sangat gembira timnya bisa merebut posisi besar Sabertooth dan mengejar ketertinggalan.

Tak habisnya rasa senang itu, semua kawan-kawan Guild bersama berteriak bersorak gembira.

Laxus mengangguk bangga, Gray dan Erza mereka tersenyum bersama.

Lamia Scale merasakan hal yang sama mereka turut bangga.


Tetapi Kagura kelihatanya ia berusaha untuk menahan kesabaraanya berdua bersama Milianna di sampingnya.

Rabbian si tamu acara hari ini akhirnya dia harus berpamitan juga, undur diri dari arena bersama para panitia lain.
"Terimakasih..." Teriaknya kelihatan sangat senang sekali bisa hadir.

Pamitan mereka pun di susul oleh seruan para penonton di seluruh ujung arena.

Bagaimanakah dan seperti apakah tanggapan para Master dari setiap Guild??
"aku tau ini pasti akan terjadi??" kata Bob Master Blue Pegasus sambil santai ngelamun.
"Seharusnya hal ini sudah ku duga!!" Pendapat dari mantan anggota Guil Fairy Tail yang kini menjadi Master Guild lain dan tak lain dialah Goldmine dari Quarto puppy.
Selanjutnya kira-kira apa yang akan terjadi dengan master Lamia Scale yang terkenal crewetnya ini, apa dia akan mengubah haluannya??
"Target kita di hari terakhir berubah!!!" Semangat Oba babasama si nenek-nenek ini menunjuk tepat dan sudah tidak di ragukan lagi adalah Fairy Tail.
Dan dengan senang hati makarov menerima tantangannya dengan berkata. "Majulah."

Target utama Domus Flau akhirnya berubah tempat, ini sungguh Moment yang indah di mana sebuah kata yang kinilah terucap dari para petinggi Guild "Ayo, Kalahkan Fairy Tail." sebuah kalimat yang menjadi paling utama dari seluruh Guild.

Satu demi satu Rival dari Guild-Guild berbeda, mereka mulai percaya diri untuk tetap maju melawan saingannya Yakni Fairy Tail.
"Tunggulah aku, Gray." Gumaman Lyon dia sudah tidak sabar berhadapan dengan Gray demi merebutkan pujaan hatinya Juvia.

Berkata pelan, Jura berkata sambil memandang dengan penuh kagum, dia berkata. "Laxus cucu makarov." sambil dia tersenyum manis, memiliki niat untuk berhadapan dengan Laxus.

Selalu saja Kagura tidak mau terima apa pun dan rasa bencinya sudah mulai mendalam, dia tidak merasa sedikit pun senang atas kemenangan besar Fairy Tail. Muncul rasa dengkinya kepada Erza karna sebuah alasan yaitu Erza menyembunyikan Jellal.
"Erza..." ucapan yang keluar dari dalam mulutnya, sebuah tanda benci dari dirinya dia sudah tidak sabar menghabisi Erza Karna sudah sejak lama dia mencari Jellal dan menyimpan Jellal itu berarti adalah musuh, ntah alasan apa dia memburu Jellal semuanya masih tersimpan di dalam rahasia pribadinya yang tak semua orang tau.

Selanjutnya Ren, dia kelihatan seperti Rogue memiliki Rival yang sama.
"Gajeel..." ucapannya dengan mata yang serius menatap.
Di susul oleh Ichiya. "Mari bersenang-senang Natsu." Gumamnya, dia juga menjadikan Natsu sebagai Rivalnya sama seperti Sting, apa dia mampu melawan Natsu kayanya semua itu bisa terjawab Lusa.

Semuanya merasa senang dan gembira tapi tetaplah itu menyisakan kesedihan di pihak yang berlawanan (Lawan) sebagai Guild terkuat, berart rasanya menerima malu di depan banyak orang, salah satunya sebut saja Lecktor dia sudah tidak tahan dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa Sting sudah dia anggap layaknya sodara dan Gurunya yang bisa dia lakukan hanyalah menangis sedih.
Frosh teman Exeednya yang selalu menjawab iya-iya aja, saat ini dia merasa prihatin dengan Lecktor. 
"Lecktor." Katanya memanggil nama lecktor, dia hanya bisa melihat dengan prihatin saja, Sedangkan itu Lektor makin deras saja menangis membuat Frosh merasa pilu.

Lalu bagaimana, apa yang di rasakan oleh anggota lain apa kekalahan mutlak ini membuat gugur semangat mereka atau jangan-jangan tidak sama sekali.
"Siapa yang mengira mereka akan kalah..." ujar Orga, dia santai-santai saja menikmati pertunjukan bersama Rufus.
"Hehe... Tadi pertarungan yang sangat menarik... aku ingat semuanya." sahutan Rufus tersenyum dia kelihatan telah paham cara bertarung Natsu dan Gejeel, menganalisanya dengan kemampuan pikirannya.
"huhu... untuk sementara waktu orang-orang akan berkumpul di sini." Kata Orga ntah apa yang ia maksud.
Lalu Minerva menyahutnya. "Jika kalau mereka bisa."
Apa yang mereka maksudkan mungkin adalah apa yang mereka sembunyikan.



Arena Domus Flou masih ramai, para penonton masih bersorak-sorak memeriahkan Stadion. Dari ratusan ribu penonton itu ada seseorang Master, Master Guild yang berbadan besar perkasa sebut saja Gemma. Tidak biasanya dia menyempatkan diri untuk menonton langsung acara pertandingan mungkin dia melakukan ini sejak kekalahan Yukino, demi memastikan Murid-murid Guildnya bertarung secara pasti dan benar sesuai Motto mereka dan bisa jadi ini yang di maksud oleh Orga dan Minerva.

Dia duduk sendirian di tengah-tengah para penonton bersama wajahnya yang murung, dan tiba-tiba matanya berubah serius layaknya pembunuh berdarah dingin.
Orang-orang yang duduk di samingnya terkejut mulanya mereka tidak tau menau setelah melihat pria berbadan besar ini duduk sambil geram, dan akhirnya orang-orang pun sadar bahwa itu adalah Master Sabertooth yang paling di takuti di seluruh Fiore akan kekejamanya. 

"hey.. hey...haaaaa Dia master Sabertooth." semua orang berteriak histeris kabur terbirit-birit ketakutan.

Ahirnya tersisa satu Sang Master kejam ini, dia duduk sendirian dan akan selalu selamanya sendirian (Forever Alone) rakyat Fiore di buat takut oleh wajahnya yang menyeramkan itu.

Meskipun begitu di dalam pikiranya ia sendiri berfikir untuk mengusir Sting dan Gajeel, karna tidak terima atas kekalahan mereka yang begitu memalukan tidak mencerminkan Guild hebat melainkan sampah.

Sementara itu di dalam ruangan bawah Lapangan, di mana arena bertarung Natsu melawan Sting dan Rogue di sana, Natsu mendatangi lawanya ia memberikan senyumannya, dia tidak sekalipun berfikir untuk mencemoh atau bahkan menghina lawanya tapi memberikan sebuah hadiah berupa senyuman manis terbaiknya.

Sting dan Rogue sudah putus asa, mau tak mau dia harus menerima kenyataan bahwa mereka hanya tertinggal 1 angka saja.
"Jangan menangis untuk satu point." batin mereka yang saat ini terbaring tanpa daya di tanah.

Natsu memberi hadiahnya lalu ia berkata. "Suatu hari nanti, ayo kita bertarung lagi." Natsu tersenyum manis.

Sedangkan mereka, terbaring diam di tanah. Rogue mulai berfikir mengenai Gajeel ia mulai menyesali dirinya yang sombong.
"Kalah telak.. sekuat Natsu... kalau Gajeel....Seberapa banyak aku telah lupa diri." batinya.

Menyebut nama Gajeel, tak lepas dari bayangan di manakah dia berada sekarang setelah lama di usir oleh Natsu dari arena, di bawa melaju oleh sebuah kereta tambang yang terus melaju ntah pergi kemana.

Di dalam terowongan yang gelap yang hanya di terangi oleh lampu gantung, kereta yang di tumpangi oleh Gajeel menabrak sesuatu tepat di akhir lintasan rel kereta membawanya ke sebuah tempat tak di kenal.
Gajeel masih dalam keadan pusing karna mabuk, dalam keadaan terhuyung-huyung Gajeel mulai bangun berdiri.
"haah haah haah... Salamender akan kuhabisi kau..." Katanya gusar, mendesah-desah kelelahan.
Dia akhirnya sadar juga kalau dirinya ini sudah berada jauh dari Domus Flou.
"Ngomong-ngomong di mana aku?... Apakah ini tempat di bawah arena??...hm? " katanya bertanya pada dirinya sendiri.

Di ujung matanya tiba-tiba sebuah cahaya bersinar, dia pun heran dan penasaran sekali dengan cahaya itu, akhirnya Gajeel memberanikan diri mendekati cahaya itu.
Berberapa saat kemudian ia berjalan menuju ke dalam perut gua ini, ia di kejutkan oleh sesuatu atau mungkin lebih tepatnya sebuah kenyataan di mana Tulang belulang dari tubuh Naga ukuran kecil hingga besar dalam jumlah yang begitu besar berserakan bagai sebuah kuburan masal.
"Apa i-ini... Makam untuk Naga...??" tanda tanya besar mulai muncul, apa kaitanya ini dengan terowongan jalan masuknya, apa mungkin saja Kerajaan Mercurias menyembunyikan aib mereka, yaitu membinasahkan ratusan hingga ribuan Naga pada perperangan yang pernah terjadi di jaman dahulu. 

Sementara itu di Domus Flou, semua penonton mulai berbubaran pulang, tetapi Jellal yang sedang dalam penyelidikannya menyelidiki seorang yang sangat misterius yang telah menebarkan aura sihir gelap, dia menemukannya dan diapun mengikuti orang itu.
"Kali ini, Takkan ku biarkan kau lepas, kau yang memiliki sihir seperti Zeref, siapa sebenarnya kau??" pikir Jellal, dia terus mengikuti orang itu.

Lalu beralih ke tempat kerajaan Mercurias di mana menjadi tempat baru bagi Yukino untuk berkerja sebagai salah satu penjaga Kastil menjadi bawahan Arcadias.
Dia juga baru saja mendapat berita tentang kekalahan Sabertooth dari seorang perajurit kerajaan yang tak sengaja mengobrol dengannya.
"Jadi Sabertooth telah di kalahkan... oleh Natsu." Katanya sambil memandangi langit di jendela kastil.
"Anda mempunyai perasaan campur aduk tentang itu, sersan Yukino." Sahutan dari perajurit bawahanya.
"Tidak juga ....aku tidak merasa penyesalan mengenai Guild, Ngomong-ngomong aku tidak terbiasa di panggil sersan." Sanggah Yukino.

"aku minta maaf... tapi karna ikut serta dalam peroyek Eclipse... kau membutuhkan pangkat, walau hanya untuk sementara." Ujar perajurit.
"proyek Eclipse... aku siap menuangkan semua usaha ku jika itu bisa membantu... Untuk arcadias sama juga karna dia telah mengundang ku ke sini. ah mungkin seharusnya aku memanggilnya Kolonel" Tanggapan Yukino sambil ia melihat cahaya langit senja.
"Jangan khawatir, aku memanggilnya kapten dan teman lamanya memanggilnya Dio (3 huruf belakang nama Arcadios/Arcadias)." jawab si perajurit.
"Aku mengerti... dia sedikit janggal ya! walaupun dia coba menyelamatkan dunia... tidak seorang pun memperhatikannya." Kata Yukino di mulai sepemikiran dengan Arcadias akan ambisi rahasianya.

Cahaya indah senja, menyinari Kastil kerajaan Mercurias dengan cahaya yang begitu menakjubkan. Tetapi Kastil itu, kemegahannya, keagungannya, semua itu akan berakhir dengan kehancuran, kehancuran yang begitu dhaysat, bayangan yang selalu menghantui Charla, mimpi yang terus menghantui dirinya.

Tiba-tiba charla merasa jantunga sangat terkejut, wajahnya mulai pucat.
Karna khawatir Wenndy menegurnya. "Apa kau baik-baik saja Charla??" tanya Wenndy duduk di sebelah ranjang Lucy.
Charla menjawab dengan perasaan senang meskipun hatinya masih di tutupi gelisah. "yeah." dia menjawab.
Sebenarnya dia hanya bisa berkata di dalam hati mengenai kejadian yang terbayang di kepalanya. "Aku melihat Kastilnya hancur."

Tak lama kawan-kawan lain tiba-tiba datang ke Ruangan perawatan, yaitu Levy bersama Droy dan Jet.
Levy datang membawa kabar gembira atas keberasilan mereka di Turnament dengan wajah cerianya.
"Lucy kita berhasil.." kata Levy sambil masuk.
"Levy!!" ucap Lucy kaget.

"Jika terus seperti ini kita pasti akan menang." Ujarnya dengan gembira.
"tentu!! orang-orang itu (Natsu, Gray, Gajeel, Laxus dan Erza) takan bisa di kalahkan." Hati lucy mulai bersemangat.
Tiba-tiba Levy sadar bahwa dia merasa ada yang kurang 1, yah itulah kekasihnya Gajeel.
"Ngomong-ngomong apa kalian melihat Gajeel." Tanyanya.
"uh Apa dia belum kembali." Lucy juga tidak tau menau.
"Dia mungkin memakan besi di suatu tempat ia pasti akan kembali" sahut Elfman.

perbincangan mereka pun berakhir, di luar sana langit yang gelap hanya bersinarkan sebuah bulan purnama sebuah kenangan pun tertulis di dalamnya.
"pada saat itu, kami yakin kami akan menang. hari terakhir adalah petarungan yang keras. apa kau ingat Lu-Chan, lalu pada tanggal 7 July, takdir kami hilang... Mati. Meninggal... dan... dan... seorang yang kusayangi juga... bahkan aku tidak bisa menulisnya. Lu-Chan aku tidak tahan lagi, siapa saja tolong kami." Kata-kata itu tertulis di sebuah kertas putih yang di tulis oleh seorang wanita yaitu Levy, dirinya yang berwajah ceria dan gembira bersama teman-temannya ntah mengapa takdir di masa yang akan datang mengubah semua itu.

Asap, kepulan asap. angin berhembus tanpa terdengar sebuah suara kehidupan.
Negri yang besar Runtuh dalam satu hari pada tanggal 7 July, mengubah impian menjadi kengerian. 

Wajah Levy yang halus terluka bergores di seluruh wajahnya, ia mengalami sesuatu yang sangat mengerikan di masa yang bukanlah masa sekarang.

Sementara itu jellal berhasil mengikuti orang misterius bertudung ini sampai ke sebuah jalan kecil dan sepi, ia berniat untuk mempergok orang ini ia pun memberanikan diri.
"Berhenti... akan kuperlihatkan siapa diriku. perlihatkan wajahmu juga." pinta Jellal memaksa, dia pun membuka penutup mulutnya hanya tinggal menunggu orang ini menunjukan wajah aslinya.

Tapi Mata Jellal terperangah ke kedua kaki orang itu, Jellal sadar itu bukanlah pria yang ia kira tetapi seorang wanita. "Seorang wanita." batinya.

Wanita muda itu membalikan tubuh dan wajahnya ke arah Jellal, wajah yang tak asing lagi, wajah dan matanya.. dia bukan lah Zeref tetapi seseorang jauh di luar perkiraan Jellal.

Jellal tidak bisa berkata apa-apa bahkan menyebut nama wanita ini meskipun dia mengenalnya, karna rasa kaget sudah memenuhi tubuhnya. Dia hanya bisa berkata. "Tidak Mungkin."

Sebuah kata yang tidak bisa di jelaskan oleh akal sehat, wanita muda ini dia adalah....??
Dia lah penentu segalanya, sebuah takdir ada di tangannya.

Bersambung ke Alur Cerita Fairy Tail 298 : Keberadaan Pulau Ryuuzetsu

Jika kamu menyukai Postingan Diitra, silahkan Follow Blog ini dan klik SUKA di FanPage Diitra di bawah ini! Terimakasih :)

Related Post:



0

0 komentar:

Posting Komentar

link

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

bintang

Gunakan Google Chrome Untuk Mendapatkan Tampilan Terbaik Blog Ini ( ^_^ )